Jumat, 24 April 2009

Bicara Jurnalistik, Siapa Takut?

JURNALISTIK MEDIA CETAK

Jurnalistik media cetak adalah berita-berita yang disiarkan melaui benda cetakan. Dri segi format atau ukurannya. Media massa cetak terbagi menjadi berbagai segi :

1) Format Broadsheet

Yakni medi cetak berukuran surat kabar umum. Di Indonesia hampir seluruh koran berukuran sama karena kertas yang digunakan ukurannya standar internasional. Akan tetapi, sejak tahun 1980-an mulai muncul koran yang berukuran lebih kecil dengan mengurangi kolomnya.

2) Format Tabloid

Yakni media yang berukuran setengah dari format broadsheet. Format tabloid diperkenalkan untuk mereka yang selalu sibuk sehingga harus membaca koran dalam mobil, bis, dan kereta.

3) Format Majalah

Yakni setengah ukuran dari tabloid. Pengertian format ini selain karena ukuran, lataran halaman demi halaman diikat dengan kawat serta menggunakan sampul yang jenis kertasnya lebih tebal atau mengkilap dibanding kertas halaman dalam.

4) Format Buku

Yakni ukuran setengah halaman majalah.

Media cetak koran, tabloid, dan majalah memiliki perbedaan bukan hanya dari segi format atau ukuran kertasnya. Tetapi juga dari segi jadwal terbit dan isinya, serta harganya.

STRUKTUR REDAKSI

Dalam perbitan atau perusahaan pers, yang berwenang mengizinkan atau menolak suatu berita untuk di publikasikan sepenuhnya ada ditangan redaksi, isi diluar tanggung jawab percetakan. Secara struktural redaksi umum terdiri atas: pemimpin redaksi, redaktir pelaksana, koordinator liputan / reportase, dan reporter. Setiap divisi menjalani fungsinya masing-masing hingga melahirkan suatu produk berita baik yang dicetak, disiarkan, ataupun ditayangkan. Pemimpin redaksi adalah jabatan tertinggi dalam jajaran redaksi, dan bertanggung jawab terhadap berita yang dibuat di medianya.

Berikut struktur yang umum berlaku di banyak media di indonesia.

Pemimpin Redaksi

Redaktur Pelaksana / Eksekutif

Redaktur & Koordinator Liputan

Asisten Redaktur

Reporter

Redaktur pelaksan bertanggung jawab langsung kepada pemimpin redaksi. Redpel adalah pelaksan dari kebijakan umum yang di buat penerbitan pers dan pelaksan dari kebijaksanaan khusus yang diberikan pemimpin redaksinya.

Redaktur adalah yang mengedit, menyunting setra menyajikan berita pada setiap halaman media. Yang sederajat dengan redaktur adalah koordinator liputan, yang bertugas mengatur proses liputan berita.

Reporter berada dalam posisi terakhir. Namun reporter merupakan ujung tombak dalam mencari dan mendapatkan berita. Berita yang dibuat reporter itulah yang kemudian diedit atau disunting redaktur, lalu disajikan atau dimuat di halaman media.

STRAIGHT NEWS, APA dan UNTUK APA

Ini adalah istilah teknis dalam jurnalistik untuk menunjukkan sebuah berita yang ditulis atau disajikan secara lurus dan lempang. Pada penyajiannya menggunakan apa yang disebut dengan Piramida Terbalik. Sifat tulisannya juga padat, singkat dan jelas yang memenuhi unsur 5 W + 1 H. Straight News berlaku untuk berita-berita yang terus berkembang setiap hari ataupun setiap waktu.

Karenanya, hampir seluruh berita yang disajikan koran-koran yang terbit setiap hari memakai pola penyajian seperti ini.

Feature, Teknik Jurnalistiik Kreatif

Di tengah persaingan yang keras dan tajam antara media cetak dan elektronik, surat kabar mencari alternatif dalam penyajian beritanya, supaya menarik. Salah satu bentuk kreatif itu adalah menyajikan lewat featur. Feature merupakan teknik jurnalistik yang disajikan secara sangat khas, berbeda dengan penulisan berita biasa yang disajikan lurus dan cenderung singkat dan kurang padat.

Unsur penting yang mendukung feature sehingga menjadi tulisan yang menarik.

1. Deskripsi : ada penggambaran suatu objek secara terinci, yang diamati melalui pancaindera. Penulisan deskripsi merupakan gabungan beberapa kecakapan penulisannya yakni pengumpulan bahan reportasi, kemampuan observasi tinggi, pengetahuan tentang manusia sesuai dengan pengalaman reportase, dan kemampuan meramu kata-kata secara singkat dan efektif.

2. Fantasi : wartawan dapat menciptakan suatu cerita berdasarkan data-data dan keterangan yang diperolehnya.

3. Anekdot atau humor : di dalam feature dimungkinkan wartawan menyisipkan humora-humor singkat sehingga tulisan menjadi segar, tidak kering atau dingin seperti berita langsung.

4. Kutipan : di dalam feature dimungkinkan pengutipan pernyataan tokoh yang menarik, bait-bait sajak, syair lagu, atau penggalan sebuah novel yang dianggap relevan dengan kisah yang ditulis.

Dalam tiga puluh terakhir ini feature menjadi alat penting bagi surat kabar untuk bersaing dengan media elektronik. Wartawan surat kabar mengakui bahwa mereka tidak akan bisa mengaing bagi surat kabar untuk bersaing dengan media elektronik. Wartawan surat kabar mengakui bahwa mereka tidak akan bisa mengalahkan wartawan radio dan televisi dalam hal kecepatan penyampaian berita ke masyarakat. Meraka sadar bahwa beberapa jam setelah kejadian barulah bisa menyaampaikan berita pada pembncanya. Maka dalam feature kesenjangan bisa diatasi. Bahkan feature yang ditulis secara eksklusif mampu mengalahkan berita-berita yang disajikan radio dan televisi.

Sekarang muncul telah menjadi kematangan bukan lagi sebagai selingan berita tapi justru memberikan kedalaman, arti, dan perspektif bagi berita sendiri. Karena feature menjadi tempat penting yang bisa sejajar dengan berita-berita lainnya. Feature mengalami perkembangan yang bisa dipakai bukan hanya untuk menyajikan suatu peristiwa semata. Tetapi berbagai ojek bisa disajikan ke dalam beragam bentuk feature , diantaranya sosok/profil seseorang, sejarah, petualangan, pengalaman manusiawi, prediksi atau ramalan dan gaya hidup.

Headline (Berita Utama)

Headline adalah berita yang dianggap paling besar dan penting bagi khalayak diantara semua berita yang ada pada hari itu. Oleh karena itu headline dimuat di halaman pertama dengan tampilan yang menonjol terletak di atas dengan judul dicetak tebal dan ukuran huruf paling besar diantara berita lainnya dan kadang beria itu disertai dengan foto-foto yang mendukungnya sehingga headline tampak sangat menonjol pada halaman muka setiap koran.

Headline biasnya ditentukan lewat rapar redaksi yang melibatkan pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, redaktur, serta beberapa wartawan. Di tengah persaingan media yang semakin ketat dan tajam, aspek komersial juga sering menjadi pertimbangan dalam menentukan headline. Banyak media kini cenderung memilih headline yang menarik pembaca alias laku dijual. Semakin menarik headlinenya, maka semakin besar pula surat kabar yang dibeli pembaca. Oplahnya akan meningkat, sebaliknya jika headline tidak menarik surat kabar akan menumpuk di kios-kios dan tidak ada yang membeli. Disinilah redaksi media dituntut untuk memiliki feeling yang tepat dalam menentukan headline. Redaksi harus menemukan headline yang bernilai jurnalistik sekaligus menarik perhatian pembaca.

Investigasi

Investigasi ialah model liputan berita mengenai sesuatu yang didasarkan pada penyelididkan atau pengusutan secara mendalam dan cermat. Ada pengalian fakta-fakta, data-data, dan pernyataan sumber berita yang dilakukan secar teliti dan akurat. Biasanya peliputan investigasi diginakan untuk kasus-kasus atau peristiwa besar yang harus disajikan secara lengkap dan mendetail sehingga pembaca atau pemirsa dapat mengetahui atau memahami secar sejelas-jelasnya.

Liputan investigasi berupaya mencari informasi tersembunyi untuk dilaporkan kepada masyarakat. Ciri peliputannya meliputi kegiatan pengujian berbagi dokumen dan rekaman pemakai informan, keseriusan dan perluasan riset. Bahan studi laporan investigasi antara lain yaitu;

1. Mengungkapkan kepada masyarakat berdasarkan informasi yang perlu mereka ketahui karena menyangkut kepentingan atau nasib mereka.

2. Liputan investigasi tidak hanya mengungkapkan hal-hal secara oprasionaltidak sukses, tetapi dapat juga sampai pada konsep yang keliru.

3. Liputan investigasi itu beresiko tinggi karena dapat menimbulkan kontroversi dan bahkan kontrodiksi dan konflik.

4. Memikirkan akibat-akibat yang timbul terhadap subjek laporan dan penerbitan itu sendiri.

5. Diperlukan kecintaan dan semangat pengabdian kepada kepentingan masyarakat luas.

Untuk menghasilkan laporan investigasi harus ada idealisme baik di dalam diri dalam reporter itu sendiri maupun di dalam sekto-sektor lain dalam struktur organisasi pers itu, hingga kepada anggota redaksi dan pemegang sahamnya. Sehingga liputan yang disajikan benar-benar mencerminkan ras tanggung jawab pers kepada publik dalam menyampaikan informasi yang penting mendalam dan akurat.

5 W+1H, Rumus Populer Jurnalistik

5W+1H adalah rumus yang paling terkenal dalam jurnalistik. Rumus ini digunakan wartawan dalam penulisan atau penyajian berita, yang bersifat universal atau berlaku di dunia jurnalistik manapun di muka bumi ini.

Contoh 5W+1H :

(1)Tabrakan terjadi(2) di jalan tol Jagorawi di sekitar pabrik Cibinong, (4)Minggu siang (15-5-2003) dan merenggut nyawa pengemudinya, (3)Rahmat Hidayat (50) Direktur PT Kurawa. Mobil Toyota Kijang yang dikemudikannya terbalik setelah(5) menabrak truk gandeng yang mengangkut batu kali. (6)Toyota Kijang yang sedang melejit di tol Jagorawi menabrak truk gandengan dan terpental sekitar 50 meter dari jalan aspal dan terbalik sekitar pabrik semen Cibinong. Akhirnya Rahmat tewas.

Keterangan:

(1)What/apa

(2)Where/dimana

(3)Who/siapa

(4)When/kapan

(5)Why/mengapa

(6)How/bagaimana

Lead (Teras Berita)

Membaca sebuah berita ibarat mendengarkan musik, orang sering tergoda mendengarkannya tatkala nada pembukanya terasa enak di telinga. Begitu juga berita, orang akan terpancing untuk membacanya bila kalimat narasi pembukanya menarik dan memikat. Untuk itu wartawan harus pandai membuat lead berita yang bagus dalam arti dapat merangsang orang untuk membaca atau menyimak berita tersebut hingga selesai. Tujuan dan fungsi utama lead ialah menarik pembaca untuk mengikuti tulisan dari awal hingga akhir dan membuat jalan supaya alur cerita di dalam berita itu lancar.

Sumber-Sumber Berita

Sumber berita yang lazim digunakan wartawan:

  1. Peristiwa atau kejadian: wartawan melakukan observasi langsung terhadap fakta-fakta yang ada di lapangan.
  2. Proses wawancara: guna mendapatkan informasi sebagai berita, wartawan juga dapat melakukan wawancara. Dia menanyai narasumber yakni orang-orang yang terkait dan relevan informasinya.
  3. Pencarian atau penelitian dokumen : sebuah berita bisa digali dari sumber berupa dokumen-dokumen yang dianggap menyimpan informasi penting.
  4. Partisipasi dalam peristiwa: meskipun wartawan bertindak sebagai mediator , namun harus di akui pula bahwa ada kalanya wartawan juga terlibat dalam penciptaan berita.

Meskipun masing-masing sumber berita tersebut bisa berdiri sendiri, dalam pragtiknya keempat sumber berita itu bisa muncul bersamaan dalam suatu sajian berita.

Jenis-jenis Berita

1. Berita Standar

Berita yang biasa-biasa saja

2. Berita Ekslusif

Berita yang sangat penting, yang merupakan kebanggaan bagi tiap wartawan. Berita ekslusif merupakan prestasi dalam jurnalistik yang sangat penting bukan hanya bukan bagi wartawan tetapi juga dapat menaikkan pamor medianya.

3. Berita Basi

Berita yang informasinya dan penyebarannya terlambat dari yang seharusnya tiba, sehingga masyarakat pun terlambat menerimanya.

4. Gosip

Gosip adalah isu atau desas desus tentang suatu peristiwa atau tentang seseorang yang kebenarannya belum terbukti dan bahkan diragukan.

5. Rumor

Rumor adalah kabar yang tersiar di masyarakat yang tidak diketahui sumbernya secara jelas tetapi dikutip dan di yakini sebagai berita.

6. Berita Sepihak

Berita yang diperoleh dari beberapa sumber saja.

7. Berita Balancing

Berita yang sangat layak untuk dipublikasikan.

8. Berita SARA

Berita yang membahas tentang sukuisme, agama, ras, antargolongan.

9. Berita Terakhir

Berita yang didapat ketika wartawan mendapatkan deadline dan peristiwa itu baru muncul.

Tidak ada komentar: